• Info harga brosur bahan bangunan online. Berbagai produk material konstruksi. Sebagai bahan menghitung biaya konstruksi.

    Harga Hunian Bisa Naik 7,4 Persen

    Harga Hunian Bisa Naik 7,4 Persen


    Harga Hunian Bisa Naik 7,4 Persen

    JAKARTA-Kebutuhan terhadap perumahan semakin hari makin besar. Namun selaras dengan banyaknya permintaan masyarakat, harga hunian juga terkerek pada level yang tinggi setiap tahunnya. Bank Indonesia mencatat harga properti residensial pada kuartal IV 2012 lalu meningkat 3,81 persen dari kuartal III 2012 (quartal to quartal/qtq), atau naik 6,98 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year/yoy).
        Direktur Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Harga Difi A. Johansyah mengatakan, sepanjang akhir kuartal 2012, harga properti residensial mengalami peningkatan untuk semua tipe rumah. Namun, kenaikan harga paling tinggi terjadi pada rumah tipe kecil, dengan kenaikan 4,95 persen jika dibandingkan kuartal sebelumnya. Sementara dari komparasi kuartal yang sama tahun sebelumnya, rumah tipe kecil juga menunjukkan kenaikan tertinggi sebesar 8,24 persen yoy.
        "Kenaikan harga residensial tersebut paling besar didorong oleh kenaikan harga bahan bangunan, kenaikan upah pekerja, dan masih mahalnya biaya perizinan," ungkap Difi akhir pekan lalu (16/2). Merujuk data BI, berdasarkan area, Makassar dan Padang merupakan wilayah dengan kenaikan harga paling tinggi.
        Kendati harga hunian makin mahal, akan tetapi Difi menjelaskan, penjualan rumah tak mengalami pasang surut. Justru, sales rumah terus moncer, khususnya untuk rumah tipe kecil. "Ada peningkatan penjualan secara total pada kuartal IV 2012 sebesar 26,68 persen qtq. Sementara penjualan rumah tipe kecil naik 41,02 persen qtq," paparnya. Tercatat, penjualan unit rumah tipe kecil tertinggi masih terjadi di wilayah Jabodetabek dan Banten.
        Difi memaparkan, animo besar pada kebutuhan rumah tinggal ikut mendongkrak peran perbankan dalam kegiatan penyaluran kredit pemilikan rumah (KPR). Sebanyak 80 persen konsumen hunian, masih memilih KPR sebagai fasilitas utama dalam melakukan transaksi pembelian rumah tipe kecil. Dari total KPR yang dikucurkan, sebanyak 3,91 persen konsumen memanfaatkan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan (FLPP) dari pemerintah, dan sisanya sebagian besar melalui KPR non FLPP.
        "Pada triwulan pertama 2013 sendiri, kenaikan harga properti residensal bisa mencapai 7,40 persen dibandingkan triwulan yang sama 2012. Berdasarkan wilayah, Makassar masih terjadi peningkatan tertinggi (15,60 persen), dan Palembang (10,57 persen)," jelasnya.
        Sementara itu, Direktur Keuangan PT Pakuwon Jati Tbk (PWON) Minarto Basuki mengakui setiap tahunnya harga properti residensial mengalami kenaikan yang cukup signifikan. "Tahun ini saja, harga properti pada seluruh wilayah pengembangan proyek residensial kami bisa naik 25-30 persen," terangnya kepada Jawa Pos.
        Dia memaparkan, kenaikan harga properti tahun ini paling dekat dipengaruhi oleh demand properti residensial yang sangat tinggi, namun berbanding terbalik dengan posisi suplai, lantaran kelangkaan lahan. "Apalagi, kenaikan upah tenaga kerja  menyedot ongkos bangunan hingga 5-7 persen. Sementara harga bahan bangunan untuk properti landed yang mengalami kenaikan, mempengaruhi 30-40 persen komponen harga jual," jelasnya.
    (gal)

    BERITA TERKAIT :


    • Senin, 18/02/2013 | Garuda Tambah Enam Destinasi Baru
    • Senin, 18/02/2013 | Maret, Harga Gas Elpiji 12 Kilogram Naik
    • Senin, 18/02/2013 | SBY dan Anas Kikuk di Rapimnas
    • Senin, 18/02/2013 | 41.303 Ha Hutan TNKS Rusak
    • Senin, 18/02/2013 | SBY Redam Ketegangan di Rapimnas

    0 Komentar :


    No comments:

    Post a Comment

    Links :

    Blibli Berry Benka Domino's Pizza ID DJI Store Elevenia Gogomall Lazada Indonesia Matahari Mall Nusatrip Pegi pegi Perfect Beauty Zalora Indonesia Bilna Flower Advisor ID Genflix Indonesia Hermo Indonesia Lensza Tees