Semarang - Serapan properti di Kota Semarang pada awal tahun 2013, banyak didominasi tipe menengah dengan luas bangunan 45 meter persegi hingga 150 meter persegi.
"Yang paling banyak terjual justru tipe menengah dengan harga bervariasi tergantung lokasi rumah yang dibeli," kata Juremi, anggota DPD Real Estate Indonesia (REI) Jateng Bidang Promosi, Humas, dan Publikasi di Semarang, Kamis (14/2).
Jika dilihat dari angka persentasenya, lanjut Juremi, penjualan rumah tipe menengah lebih dominan dibandingkan tipe lainnya dengan kisaran angka 60%. Sisanya, sekitar 40% diisi oleh penjualan rumah tipe atas, rumah stok tapak sejahtera, serta ruko.
Tingginya serapan rumah tipe menengah, menurut Juremi dikarenakan saat ini tingkat ekonomi masyarakat terus membaik dan keinginan memiliki tempat tinggal yang nyaman sebagai kebutuhan.
Terkait dengan minat masyarakat terhadap rumah tipe kecil, Juremi mengakui sebenarnya animo masyarakat san gat tinggi dan belum diimbangi ketersediaan rumah dari para pengembang.
"Saat ini REI tengah mempersiapkan rumah tapak sejahtera dengan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan kemungkinan prestasinya baru akan terlihat setelah semester pertama tahun ini," katanya.
Terkait dengan material, Juremi mengaku saat ini sejumlah material bangunan rumah seperti besi, batu bata, dan perlengkapan sanitary terjadi kenaikan harga.
"Kenaikan harga rata-rata 10% pada awal tahun ini," katanya.
No comments:
Post a Comment