Bisnis properti mulai mengalami kenaikan(Foto: istimewa)
LENSAINDONESIA.COM: Naiknya harga tanah, dan bahan bangunan menjadi salah satu pemicu terjadinya kenaikan harga pada bisnis di sektor properti residensial di Jatim.
Hasil pencatatan, Bank Indonesia (BI) pada triwulan IV tahun 2012 terhadap indeks harga properti residensial (IHPR) naik sebesar 4,5 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Rumah tipe besar dan menengah penyumbang terjadinya sebesar 6,2 persen dan 5,1 persen.
Baca juga: Perekonomian Lesu, Market Properti Makin Melonjak dan Lebaran, Hotel Lava View Lodge "Gunung Bromo" Diserbu Wisatawan
âKenaikan harga bahan bangunan masih menjadi penyebab naiknya harga perumahan mencapai 72,7 persen. Adanya kenaikan upah pekerja 41,8 persen dan mahalnya biaya perizin hingga mencapai 21,8 persen ditambah fasilitas um um mencapai 18,2 persen,â ungkap Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Wilayah IV jatim, Soekowardojo, Rabu
(6/2/2013).
Sementara untuk rumah tipe kecil mengalami kenaikan sebesar 2,2 persen. Secara tahunan harga rumah mengalami kenaikan 13,5 persen. Rumah tipe besar dan menengah menjadi penyumbang kenaikan tertinggi hingga 15,0 persen dan 14,9 persen disusul rumah tipe kecil yang naik hingga 10,5 persen.
Soekowardojo memprediksi, triwulan I tahun 2013 harga rumah masih naik hingga 5,3 persen dibandingkan Triwulan IV 2012. Khususnya disumbang oleh kenaikan harga rumah tipe kecil 8,3 persen, tipe besar 4,2 persen dan tipe menengah 3,6 persen.
Kondisi dari pertumbuhan sektor properti tersebut, berimbas kepada pertumbuhan Kredit Pemilik Rumah (KPR) mengalami stabil. Disebutkan, untuk penyaluran kredit tertinggi ada pada KPR rumah tipe besar atau di atas tipe 70 yang mencapai 68,0 persen, KPR rumah tipe menangah mencapai 6,0 persen.
Sedangkan un tuk rumah tipe kecil mengalami penurunan hingga 11,6 persen. Tingginya kenaikan harga rumah tersebut, kata Soekarwodjo, lebih disebabkan karena kenaikan harga bahan bangunan dan upah pekerja. Ia memprediksi permintaan perumahan justru diperkirakan mengalami penurunan,
âSuku bunga KPR 60,0 persen saat ini masih menjadi penghambat utama bagi bisnis properti walaupun tren suku bunga terus mengalami penurunan. Kenaikan harga bahan bangunan mencapai 49,1 persen. Kenaikan uang muka ( DP) pembelian rumah 43,6 persen dan besarnya pajak perumahan 32,7 persen yang membuat penghambat bagi pelaku pebisnis property dijatim,â ungkapnya. @Panjichuby_666
Berita Terkait:
- Warga Inginkan DP dan Cicilan Rumah Murah
Jokowi akan Bangun Rumah untuk Kalangan Menengah Kebawah - Crown Group Targetkan Penjualan Rp 1 Triliun
Konsep "Kampung Vertikal" V by Crown - KPR HSBC Fokus ke Sektor Premier
Lirik Bisnis Properti Kota Pahlawan - Perumahan Graha Sendang Asri Semarang Diresahkan Warga
Dikhawatirkan Akan Cemari Air Sendang - Bisnis Properti Kondotel Mulai Menggeliat
PT Marindo Surya Gandeng Aston Internasional - Pertumbuhan Properti Tingkatkan Pemintaan Baja Secara Nasional
Produk Lokal Mampu Penuhi 30 Persen Pasar - Kemenpera Desak Semua Pemda Tingkatkan Program Perumahan
Sesuai Instruksi Presiden SBY - "Birthday Exhibition" Java Paragon Hotel Dibalut Fantasi Warna-warni
Event Wonder in Candyland bagi Anak-anak dan Remaja - Grand Artos Aerowisata Hotel Convention Hadirkan Nuansa Hijau Daun
Bertaraf Internasional, Dekat Pusat Bisnis di Kota Magelang - Agen Properti Australia Gandeng Situs Properti Kondang se Asia
Bantu Agen LJ Hooker Iklankan Property di "Pasar Kunci"
No comments:
Post a Comment